Narasumber: Prof. Daniel Mohammad Rosyid, Dekan Fakultas Teknologi Kelautan, Guru Besar Jurusan Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh November |
Mewujudkan
Surabaya sebagai The World City merupakan
salah satu mimpi besar Walikota Surabaya Tri Rismaharini. Beberapa proyek besar
pun ia lakukan, diantaranya adalah pembangunan Jembatan Kenjeran, Sentra Ikan
Bulak, Taman Bulak, serta pengembangan Taman Hiburan Pantai Kenjeran.
Pemanfaatan wilayah pesisir pantai Surabaya ini memang diharapkan mampu
menggali tidak hanya potensi wisatanya saja, tetapi juga potensi masyarakatnya
yang hampir seluruhnya hidup dari hasil laut.
Digalakkannya kembali Sentra Ikan Bulak menjadi salah
satu bukti nyata dari perjalanan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya demi
mendukung rencana Risma. Pada tanggal 3 sampai 10 April 2016, Pemkot mengadakan
“Bulak Festival 2016” yang tujuannya adalah untuk mengajak masyarakat Surabaya agar
mengenal lebih dekat terhadap potensi
kelautan Bulak, sekaligus mempersiapkan warga Bulak demi memasuki era pesisir
kelas dunia, namun tetap mempertahankan kearifan lokal.
Kawasan pesisir Surabaya ini memang memiliki sejuta
potensi yang belum digali. Padahal, wilayah pesisir Surabaya cukup panjang,
mulai dari Gunung Anyar hingga Kenjeran. Prof. Daniel M. Rosyid, dekan dari
Fakultas Teknologi Kelautan sekaligus Guru Besar Jurusan Teknik Kelautan,
Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya pun turut mengakui hal ini.
“Potensi
pesisir Surabaya sangat besar. Sebagian sudah dimanfaatkan sejak lama melalui
Pelabuhan Tanjung Perak sejak zaman Belanda dulu. Juga penempatan Pangkalan
Utama TNI AL,” jelas Daniel.
Potensi yang
besar tersebut masih belum mencapai batas maksimalnya. Masih banyak lagi yang
bisa dilakukan oleh Pemkot untuk mewujudkan proyek impian ini.
“Untuk
waterfornt-nya belum dimanfaatkan
untuk wisata bahari. Hutan mangrove di Pantai Timur bisa jadi destinasi ekowisata
dan tempat budidaya kepiting,” ujar pria kelahiran Klaten ini.
Waterfront Development adalah
sebuah konsep pengembangan daerah tepian air baik itu laut, sungai, maupun
danau yang dicetuskan oleh James Rouse. Beberapa contoh kota di Indonesia yang
telah berhasil melakukan pengembangan waterfront
adalah Jakarta, Manado, Makasar, Banjarmasin, serta Palembang. Di dunia
internasional, beberapa contoh perkawinan sukses nan elok antara air dan kota adalah
Venesia, Italia, juga San Antonio, Texas.
Rencana
pengembangan waterfront ini sangat
didukung oleh Daniel. Ia pun menilai langkah-langkah yang dilakukan oleh Pemkot
selama ini sudah cukup baik.
“Pemkot era Bu
Risma ini lebih sadar lingkungan dan kreatif. Tata ruang pesisir kota Surabaya
sudah dirumuskan untuk menjamin pemanfaatan pesisir yang berkelanjutan. Untuk
hasil Pemkot yang paling baik menurut saya ya kawasan wisata Bulak yang
sekaligus menghidupkan Sentra Ikan Bulak,” katanya.
Daniel
berharap agar Pemkot tidak hanya fokus pada pengembangan wilayah pesisir saja,
tetapi juga sungai-sungai di Surabaya.
“Kawasan
sungai-sungai di Surabaya juga perlu direvitalisasi menjadi Kawasan Kota Lama,
sekaligus untuk marina sebagai fasilitas sandar buat yachts.” Tutupnya.
Beberapa fasilitas sandar untuk yacht yang paling populer
di dunia adalah San Fransisco Bay, California, Newport Beach, California,
Newport, Rhode Island, Cowes, Isle of Wight, dan masih banyak lagi. San
Fransisco Bay merupakan kota dengan pendapatan perkapita yang masuk dalam lima
tertinggi di California, dan masuk dalam jajaran 25 daerah terkaya di Amerika.
Yachts di San Fransisco Bay. Sumber: http://goista.com/wp-content/uploads/2015/04/The-Flet-Week-Lifestyle-and-Liberal-Politics-of-The-San-Francisco-Bay-Area.jpg |
Bisa dibayangkan bagaimana meningkatnya kesejahteraan
Surabaya bila proyek ini berhasil diwujudkan, bukan? Untuk menjadikan proyek
ini tak sekedar mimpi belaka bukanlah hal yang mudah. Tidak hanya Pemkot yang
bekerja untuk ini, tetapi juga warga Surabaya. Jadi, siapkah Anda menyambut Surabaya:
The World City?