Tuesday, August 30, 2016

Kampung Aman, Kampung Idaman






          Anda penggemar film tentang agen rahasia? Dalam film-film tersebut, para agen rahasia ini selalu ditemani oleh peralatan elektronik canggih yang mampu membantu mereka dalam melancarkan aksinya. Di antara peralatan-peralatan canggih tersebut, beberapa adegan menampilkan perangkat canggih yang mampu mendeteksi keberadaan lawan.

          Sebuah kampung di Surabaya rupanya tak mau kalah dengan film-film tersebut. Mereka pun menemukan cara untuk mendeteksi “lawan”, tanpa perlu menggunakan perangkat canggih ala agen 007. Cukup modal ponsel yang menggunakan sistem operasi Android saja, mereka sudah bisa memantau gerak-gerik “lawan” yang terekam dalam CCTV. Canggih, bukan?

          Ide inovasi daerah yang cemerlang ini pertama kali dikembangkan pada akhir tahun 2014 oleh warga RT 02 RW XI Gubeng Kertajaya, Surabaya. Semuanya berawal dari keresahan yang dirasakan warga akibat maraknya pencurian di daerah tersebut. Para pencuri di daerah ini terkesan sangat berani dan buka-bukaan dalam menjalankan aksinya. Kebanyakan aksi tersebut dilakukan pada siang hari saat para penghuni rumah sedang beraktivitas. Kondisi inilah yang menyulitkan warga untuk mengontrol keadaan rumah ketika mereka sedang berada di luar.




CCTV dipasang di seluruh area di RT 02 RW XI Gubeng Kertajaya, Surabaya. Hasil rekaman CCTV ini bisa diakses melalui aplikasi Android.
          “Dulu sering sekali kecurian seperti sepeda motor, misalnya. Kadang-kadang ada sebulan dua kali, dua bulan sekali, tapi terus-menerus terjadi. Jadi nggak takut rasanya maling itu, walaupun kita sendiri sudah ‘awas’. Kejadiannya yang paling sering justru siang hari karena itu waktunya kerja. Malam hari justru aman,” jelas Hendrik, warga sekaligus ahli IT dibalik pemasangan CCTV ini.

          Ia memilih jenis CCTV yang mendukung aktivitas pantauan secara online. Jadi, seluruh warga di RT 02 bisa memantau rumahnya masing-masing, cukup dengan mengunduh aplikasi bawaan dari CCTV tersebut ke ponsel Android mereka. Tak hanya rumah sendiri, aplikasi ini juga mampu menunjukkan seluruh daerah yang dipasangi CCTV.

Hendrik, warga sekaligus spesialis IT RT 02 RW XI Gubeng Kertajaya, Surabaya bersama dengan aplikasi CCTV di ponsel pribadinya.

Lewat aplikasi ini, kita bisa melihat rekaman CCTV tidak hanya yang ada di rumah kita, tetapi juga area-area lain yang dipasangi CCTV di seluruh RT 02.

          “CCTV ini kita buat demikian (akses online) karena kalau kita buat biasa kita harus kontrol ke pos, jadi kita buat yang bisa dilihat di Android lewat aplikasi. Jadi kita pasang sendiri untuk memangkas cost, CCTV itu yang mahal biaya pemasangannya, apalagi dengan area seluas itu, karena itungannya per meter persegi. Jadi untuk pengerjaannya kita lakukan sendiri semua dengan cara swadaya. Kami memasang total 16 CCTV di 16 titik dengan harapan mampu mengcover 100% wilayah dari RT 02 yang memiliki jumlah 143 kepala keluarga dengan luas 22.000 meter persegi dan cukup padat ini,” tutur pria berkacamata ini.

           Setelah CCTV dipasang, banyak keuntungan yang dirasakan oleh warga. Selain turun drastisnya angka kriminal, mereka juga mampu meraih juara 1 dalam lomba Inisiasi Kampung’e Arek Suroboyo (IKAS) 2015 untuk kategori Kampung Aman.

Heru, Ketua RT 02 RW XI Gubeng Kertajaya, Surabaya (kiri), dan Hendrik (kanan), sedang memegang tropi Juara I IKAS kategori Kampung Aman.

          “Dampaknya cukup bagus ya,  disamping keamanan, kita (RW XI) menang IKAS juara 1 untuk kampung aman. Nah, setelah dipasang CCTV ini pernah kecurian. Pernah malam-malam ada kasus pencurian HP warga. Tapi ketangkep orangnya terus dibawa ke polisi, nah dia nggak ngaku, bilangnya ‘saya hanya mengetuk pintu, nggak mencuri’. Langsung saya screenshot gambar dari CCTV mulai dari saat dia masuk kampung, ke lokasi, berdiri, menunggu, sampai dia mencuri, dikejar, berkelahi sama orang, saya kasih videonya ke polisi. Itu kasus pencurian terakhir,” cerita Hendrik sambil tersenyum lebar.

          Kedepan, mereka tidak hanya mengincar tropi Kampung Aman, tetapi juga Kampung Asuh dan Surabaya Green and Clean. Untuk mewujudkan Kampung Asuh, warga RT 02 menyediakan ruang khusus belajar dengan akses WiFi gratis, taman bacaan, posyandu, pengajian gratis, dan aktivitas keagamaan lainnya. Mereka juga melengkapi area kampung dengan karya street art yang memiliki pesan mengajak untuk berperilaku positif, seperti “Save Children”, “Jangan Suka Nyampah!”, “Say ‘No’ to Drugs”, dan lain-lain. Selain mural, mereka juga menyebar spanduk-spanduk bertuliskan “Ayo Sinau: Matikan TV, Jam Malam Wajib Belajar 18.00-20.00”, “Jadilah Orang Hebat dengan Berinternet Secara Sehat”, dan masih banyak lagi. 

          Selain itu, warga juga memasang pengeras suara di seluruh sudut kampung. Pengeras suara ini selain digunakan untuk pemberitahuan hal-hal penting, juga digunakan sebagai pengingat belajar bagi anak-anak.

          “Tidak hanya CCTV, kita juga ada speaker yang kita taruh diseluruh sudut kampung. Speaker ini juga untuk pengingat ‘ayo, jam 6 sore sampai jam 8 malam waktunya belajar, matikan TV’,” jelasnya.


Satu dari beberapa karya mural yang ada di RT 02. Mural bertuliskan "Save Children" ini mengajak masyarakat untuk menyadari pentingnya pendidikan di rumah bagi anak-anak. Pendidikan di lingkungan rumah ini diwujudkan dengan beberapa program ramah anak yang disebutkan di Nota Kesepahaman RT 02, seperti jangan menyuruh anak membeli rokok, pentingnya orang tua untuk mengawasi anak selama jam wajib belajar, dan lain-lain.

          “Poin juga untuk juri sebagai kampung asuh, adalah kita ada lahan kecil yang kita benahi untuk adek-adek mengaji. Selain itu, kita juga punya Nota Kesepahaman, yang isinya seperti ‘jangan merokok di depan anak-anak’, ‘jangan menyuruh anak beli rokok’, ‘jangan merokok di dalam rumah’, ini semua untuk pembelajaran anak. Itu juga yang menjadi poin untuk juri IKAS,” jelas Ketua RT 02 Heru Sasmito Basuki.


Anak-anak sering bermain bersama ketika sore hari sebelum mengaji. Malamnya, anak-anak bisa belajar di ruang dengan akses WiFi gratis yang disediakan oleh RT 02, atau belajar di rumah didampingi oleh orang tua.

          Selanjutnya, dalam proses menuju Surabaya Green and Clean, RT 02 memiliki rencana pengolahan air limbah rumah tangga yang nantinya akan digunakan untuk menyiram tanaman.

          ”Kami sedang menjalankan proyek Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan masih dalam tahap pengecoran. Kan itu perlu perawatan untuk tanaman-tanamannya, jadi nanti kami beri saluran, nah air hasil olahan limbah rumah tangga ini untuk siram-siram tanaman. RT kami ingin mengikuti Surabaya Green and Clean. Ya alhamdulillah kita sempat masuk 30 besar di ajang Surabaya Green and Clean.” Tuturnya.

          Mewujudkan kampung yang aman, nyaman dan ramah anak merupakan idaman dari seluruh masyarakat. Dengan kerja keras, niat, gotong royong, serta kesadaran dari seluruh anggota masyarakat, tentu ini semua bisa dicapai. RT 02 RW XI Gubeng Kertajaya, Surabaya telah berhasil membawa kabar baik untuk Indonesia dengan mewujudkan impian menjadi kampung aman nan idaman. Kampung kalian, kapan?

Artikel ini diikutsertakan pada Kompetisi Menulis Blog Inovasi Daerahku -https://www.goodnewsfromindonesia.id/competition/inovasidaerahku